Nasihat berharga untuk para pemuda (Oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah)
Saudaraku...
Allah tuh takjub dengan pemuda yang baik, yang hatinya condong kepada ketaatan, yang selalu bersemangat untuk mempelajari agama Allah, dan yang bisa melawan syahwat dan hawa nafsunya.
Disaat anak-anak muda yang sebaya dengannya hidup hura-hura, nongkrong sana-sini, dia menggunakan masa mudanya untuk melakukan hal-hal yang positif dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.
Pemuda yang seperti ini sangat langka dan spesial, percayalah...
Ingat enggak, pemuda yang tumbuh besar dalam ketaatan, pasti akan Allah berikan naungan di hari kiamat kelak.
وَسَلَّمَ قَالَ : سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِيْ ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: اَلْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ ، وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْـمَسَاجِدِ ، وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اِجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ ، وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ ، فَقَالَ : إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ ، وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ ، وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tujuh golongan yang dinaungi Allâh dalam naungan-Nya pada hari dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: (1) Imam yang adil, (2) seorang pemuda yang tumbuh dewasa dalam beribadah kepada Allâh, (3) seorang yang hatinya bergantung ke masjid, (4) dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, keduanya berkumpul karena-Nya dan berpisah karena-Nya, (5) seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik, lalu ia berkata, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allâh.’ Dan (6) seseorang yang bershadaqah dengan satu shadaqah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfaqkan tangan kanannya, serta (7) seseorang yang berdzikir kepada Allâh dalam keadaan sepi lalu ia meneteskan air matanya.”
TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh: Al-Bukhari (no. 660, 1423, 6479, 6806), Muslim (no. 1031 (91)), Malik dalam al-Muwaththa’ di Kitâbusy Syi’ar bab Mâ Jâ-a fil Muttabi’iin fillâh (hlm. 725-726, no. 14), Ahmad (II/439), At-Tirmidzi (no. 2391), An-Nasa-i (VIII/222-223), Ibnu Khuzaimah (no. 358), Ath-Thahawi dalam Musykilul Âtsâr (no. 5846, 5847), dan Al-Baihaqi dalam Sunannya (IV/190, VIII/162).
Referensi: https://almanhaj.or.id/13029-tujuh-golongan-yang-dinaungi-allah-azza-wa-jalla-pada-hari-kiamat-2.html
Lihatlah wahai saudaraku!
Betapa istimewanya penuda yang telah mengenal Allah di usia mudanya.
Selagi kita masih muda, gunakan waktu dengan baik, kurangi waktu bermain, makmurkan masjid, tundukkan pandangan terhadap hal yang haram, jaga puasa sunah, serta bersemangatlah untuk melakukan amal ibadah yang lainnya.
Saudaraku...
Ada beberapa nasihat untuk para pemuda. Nasihat ini disampaikan oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah, diantaranya:
1. Gantungkan cita-citamu setinggi langit.
Bermimpilah setinggi langit, tembuslah langit, karena ada surga di sana. Cita-cita bukan hanya sebatas perkara dunia. Bagaimanapun, dunia ini sangatlah rendah. Gapailah cita-cita tertinggi, apa itu? yaitu surga. Surga harus menjadi cita-cita utama setiap muslim. Ingatlah, orang kaya mati, orang yang hartanya banyak akan ditinggali, bahkan orang yang berprestasi pun, endingnya akan tetap ke tanah. Jadi, jangan sampai kita hanya mengusahakan cita-cita dunia dan melalaikan cita-cita akhirat.
2. Pintarlah dalam membagi waktu.
Pandailah dalam membagi waktu antara cita-cita Akhirat dan cita-cita dunia. Kita harus ingat bahwa hiduplah di dunia ini sebagai orang asing, kita di dunia hanya orang asing, cuma sebentar, gak akan lama-lama. Jadilah pengembara yang hanya sekedar transit lalu melanjutkan perjalanannya.
3. Jangan serius saat bercanda dan jangan bercanda saat serius.
Jangan terlalu serius dalam hal dunia, secukupnya saja. Tapi, seriuslah dalam perkara akhirat, jangan pernah jadikan agama sebagai bahan candaan.
Allah menciptakan kita untuk mengabdi kepada-Nya, maka jangan banyak bermain-main. Jangan lupakan tujuan hidup kita, kita gak akan lama-lama di dunia ini. Ingatlah, setelah kehidupan ini ada kehidupan yang sebenarnya, yaitu Akhirat.
وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Adz-Dzariyat : 56)
Mirisnya...
Banyak pemuda zaman sekarang yang tahan melakukan perjalanan jauh ke pegunungan, rela bermalam-malam di cuaca dinginnya pegunungan, tapi giliran untuk ke masjid yang dekat dengan rumah, sandalnya tak nampak.
Kenapa?
Kenapa untuk sesuatu yang main-main kita serius sekali? Tapi untuk mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang sebenarnya, malah main-main. Kenapa?
Terkadang, lihat kawan taat, pergi ke masjid atau pergi ke majelis ilmu, malah dibuli. Seharusnya yang dibuli itu adalah mereka yang tahan jauh-jauh ke pegunungan, tapi giliran disuruh ke masjid terdekat malah dia enggan datang.
Wahai Saudaraku...
Dalam urusan dunia, semangatlah sewajarnya, kita gak akan lama di sini. Banyak yang kaya, yang cerdas, pelabuhan terakhirnya adalah tanah. Cerdaslah...
4. Prioritaskan ilmu agama
Islam itu enggak anti dengan ilmu dunia. Bagaimana mau anti? sedangkan islam datang untuk menjembatani dunia ke akhirat supaya kita bisa masuk ke surga. Oleh karena itu, islam juga berbicara tentang ekonomi, politik, parenting, dan segala kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia
Islam enggak anti sama ilmu dunia, tapi islam menjadikan ilmu agama sebagai suatu kewajiban.
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Syaikh Albani dalam Shahih wa Dha’if Sunan Ibnu Majah no. 224)
Sumber: https://muslim.or.id/18810-setiap-muslim-wajib-mempelajari-agama.html
Maka dari itu, ilmu pertana yang harus dikaji setiap insan yang mengaku muslim/muslimah adalah ilmu agama. Wajib bagi kita untuk memprioritaskan ilmu agama dibanding ilmu dunia.
Jangan sampai kita terlalu disibukkan dengan yang tidak wajib dan meninggalkan yang wajib.
Wallahi saudaraku, ilmu agama itu luas dan bercabang-cabang, maka pelajarilah dan tekunilah.
Untuk mempelajari ilmu agama, kita enggak harus mondok, kita juga enggak harus masuk ke prodi islami untuk belajar ilmu agama. Kita boleh mengambil jurusan umu kayak kedokteran, teknik, arsitektur, dan yang lainnya, asalkan kita tetap menuntut ilmu agama. Carilah majelis ilmu yang sering diadakan kajian di dalamnya, tentunya kajian yang sesuai dengan ajaran Allah, Rasul-Nya, dan bermanhajkan salafusshalih.
Jangan jadikan sibuk sebagai alasan untuk tidak belajar ilmu agama, sungguh itu bukan alasan yang logis. Kita sama-sama memiliki waktu 24 jam, sementara menuntut ilmu agama hanya membutuhkan waktu 2-3 jam saja sehari. Sebenarnya, bukan sibuk, yang jadi permasalahannya adalah, "Kita mau atau enggak?".
Teman Ustadz Syafiq Riza Basalamah, namanya Muhammad Yasir, sebelumnya beragama katolik dan baru masuk islam selama 2 tahun. Selama 2 tahun itu, beliau sudah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an 20 juz. Sementara kita yang sudah islam bertahun-tahun, juz amma masih sering lupa-lupa ingat.
Oleh karena itu, yuk perlahan-lahan kita hafalalkan kitabullah.
"Tapi aku nggak bisa"
Bisa kok bisa, insyaa Allah, karena Allah telah memudahkan Al-Qur'an untuk dipelajari dan dihafali.
5. Sampaikanlah ilmu
Jika kita sudah mempelajari dan mengamalkan suatu ilmu, maka sebarkan ilmu tersebut.
Gapailah profesi tertinggi di muka bumi ini, apa itu? yaitu profesi para Nabi, yakni menyebarluaskan agama Allah.
Niatkan semuanya karena Allah, niatkan untuk menghilangkan kebodohan di dalam diri sendiri dan orang lain.
🍀🍀🍀🍀🍀
Itu saja, ringkasan ilmu perihal nasihat berharga bagi para pemuda kali ini, semoga bermanfaat nggih.
Barakallahu fiikum 💜
Salam hangat, Widiya Ummu Hana
Komentar
Posting Komentar